Oleh : Arhana
Tak Ada Hari Esok
Kata-kata bergelung memenuhi sukma
Berebut ruang untuk sekedar mencari singgasana
Yang kemudian membekas hingga ke relung asa
Bahwa tak ada hari esok
Tak ada tunda menunda
Kala sempat memberi peluang besar untuk berbuat
Mengapa harus esok saja
Saat sehat meluangkan waktu untuk berjaga mendampingi
Sementara sakit tak pernah berkabar kan menghampiri
Mengapa nanti saja
Saat lapang mencoba memahami
Sementara sempit bisa saja mampir lebih dini
Mengapa tak menyegerakan
Bila nyatanya mati adalah ketetapan yang tak bisa diganti
Tak ada hari esok
Untuk hadir dua kali
Karena kesempatan memiliki jatah waktu yang tak pernah kita tahu batasnya
Karena malam mungkin terdeskripsi saat matahari tergelincir di ufuk barat
Tapi, sadarkah?
Bahwa kematian menjadi rahasia terbesar yang tak pernah ada jawabnya
Maka,
Tak ada hari esok
Dan,
Jangan menunggu hari esok
Yang kita tak pernah tahu apakah masih ada kita atau tidak
Kediri, 1122021
Selamat Jalan
Kelabu malam semakin pekat
Saat kudengar kabar itu mendekat
Berita yang kuharap tak datang cepat
Tapi kehendak Allah lebih kuat
Melandai lirih suara khas itu menyapa telinga
Memperdengarkan nada yang tak ingin dirasa
Memperjelas apa yang disembunyikan kata
Seperti biasa hatiku menjamah sukma
Pulanglah, Dik, pulang!
Malam semakin lekat
Tak enak kah kau duduk sila bersama kami
Menghabiskan malam-malam senyap ini
Sungguh sudah tegakah kau mendahului kami
Meninggalkan anak-anak bahkan yang masih dikandung istrimu
Seperti salam-salam yang tak terbalaskan
Kau mantap melangkah tinggalkan
Selamat jalan, Dik!
Sempat mungkin tak untuk sua bersama raga kita
Tapi doaku semoga jadi temanmu di alam baka
Tak kan lagi kupinta, hanya harap, semoga kau tenang di sisi-Nya
Selamat jalan, Dik!
Meski tanpa lambaian tangan
Atau salam penutup pertemuan
Pun senyum pelepas kepergian
Kami ikhlas, mengantarmu pulang
Kediri, 12022021
Lakon Hidup
Senja menepi bermandikan cahya kejinggaan
Melewatkan hari yang terlalui tanpa sapaan
Kawanan lelakon berbaris menuju peraduan
Berharap malam lenyapkan gemerisik lelantunan, hati
Malam menyeret gemintang
Menyalakan benderang di kejauhan
Nyalanya mungkin tak risaukan
Sebab esok mentari kan menggantikan
Pada hati yang terjaga di sepertiga malam
Tumpahkan asa dan untaian doa pengharapan
Kukuhkan sukma bertautan dalam keridaan
Menjalani hari esok dalam kesyukuran
Kediri, 14022021
Arhana nama pena Handiana Muthoharoh. Seorang teman belajar di tempat tinggalnya. Ia menjadi bagian ODOP dari batch 7.
0 apresiasi